Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran
Konstruktivisme Dalam Pembelajaran - Postingan kali ini situs Dunia Pembelajaran akan share tentang pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran. Tidak bisa dipungkiri bahwa penggunaan Model pembelajaran tidak akan lepas dari bagaimana pendekatan metode yang digunakan. Maka pada postingan kali ini akan diuraikan mengenai salah satu pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan konstruktivisme.
Baca juga: Pembelajaran Menurut Paradigma Konstruktivisme
Baca juga: Pembelajaran Menurut Paradigma Konstruktivisme
Walaupun sejak lahir mempunyai potensi kognitif, manusia tidak dibekali dengan pengetahuan empiris atau aturan metodologis dalam pikirannya. Kita tidak pernah memperoleh pengetahuan yang telah jadi atau dalam paket-paket yang dapat dipersepsi secara langsung. Semua pengetahuan, metode untuk mengetahui, dan berbagai disiplin ilmu yang ada dalam masyarakat dibangun (constructed) oleh pikiran manusia. Paham ini selanjutnya dikenal dengan konstruktivisme. Phillips dalam Light dan Cox (2001) melihat bahwa konstruktivisme telah menjadi agama sekular bagi perkembangan teori dan penelitian di bidang pendidikan secara luas. Namun demikian teori-teori yang bernafaskan konstruktivisme itu satu sama lain bervariasi secara signifikan.
Baca juga: Tokoh-Tokoh Pembelajaran Konstruktivisme
Baca juga: Tokoh-Tokoh Pembelajaran Konstruktivisme
Tiga Dimensi Konstruktivisme
Phillips memetakan variasi itu ke dalam tiga dimensi seperti terlihat pada gambar berikut ini:
Gambar: Tiga Dimensi Konstruktivisme (Phillips dalam Light and Cox, 2001) |
Dimensi horisontal mendeskripsikan adanya perdebatan klasik tentang realitas atau pengetahuan, antara 'ditemukan' dengan 'diciptakan'. Pada ujung yang satu pengetahuan bebas dari campur tangan manusia; alam berfungsi sebagai 'instruktur' dari manusia menemukan prinsip-prinsipnya. Pada ujung yang lain pengetahuan dan realitas diciptakan oleh manusia. Dimensi vertikal menggambarkan perdebatan tentang faktor pendukung terjadinya konstruksi pengetahuan itu, antara proses internal (dalam individu manusia) atau social dan kultural (dalam masyarakat).
Dimensi ketiga memperhatikan tingkat keaktifan proses konstruksi pengetahuan itu, antara aktif dan pasif. Pada ujung yang satu manusia (baik individual maupun sosial) mengkostruksi pengetahuan secara pasif, sebagai penonton; di ujung yang lain manusia mengkonstruksi secara aktif sebagai aktor. Kerangka teoritis yang dibahas dalam tulisan ini kira-kira berada di tengah-tengah sumbu horisontal, tetapi agak condong ke arah kutub 'sosial' dan 'aktor' dari kedua sumbu lainnya.
Demikianlah ulasan mengenai pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran. Semoga dapat bermanfaat dan menambah khazanah keilmuan teman-teman yang sedang mencari referensi mengenai pembelajaran konstruktivisme.
Terima kasih telah berkomentar dengan baik dan sopan.
EmoticonEmoticon