-->
loading...

Tuesday, December 2, 2014

Model Pembelajaran Sains Berbasis Etika

Model Pembelajaran Sains Berbasis Etika - Model pembelajaran ini berkembang pada tahun 1970-an di beberapa negara Barat yang didasarkan atas adanya tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat di masyarakat yang tidak dapat diimbangi dengan perkembangan nilai-nilai etika dan moral di masyarakat. Akibatnya di kalangan para ahli sains dan masyarakat terjadi kesenjangan pemahaman terhadap nilai-nilai etika dan moral kemasyarakatan (Macer, 1995)

Para ahli pembelajaran sains telah merancang suatu model pembelajaran yang dapat menjembatani kesenjangan nilai-nilai etika dan moral tersebut dengan cara mengimplementasikan berbagai macam situasi riil dalam kehidupan sehari-hari tentang isu-isu sains yang berkaitan dengan etika dan moral di kelas sains maupun kelas non-sains.

Model Pembelajaran Sains Berbasis Etika

Di sekolah-sekolah Indonesia, model pembelajaran sains berbasis etika (khususnya biologi berbasis etika atau bioetika) belum pernah diimplementasikan (Margono, 2000). Uji coba model pembelajaran biologi berbasis etika dilakukan di beberapa SMA di Kabupaten Jember. Dan berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa kemampuan berpikir etika dan moral siswa dalam memahami isu-isu bioetika yang berkembang di kehidupan riil terdapat hubungan secara signifikan setelah diberikan model pembelajaran biologi berbasis etika. Artinya bahwa kemampuan berpikir etika dan moral siswa dapat meningkat secara bertahap menurut teori Kohlberg setelah diberi model pembelajaran tersebut (Margono, 2003).

Sintaks Model Pembelajaran Sains Berbasis Etika

Model pembelajaran ini menekankan pada teori perkembangan kognitif dan teori sosial. Sintaks model pembelajaran ini terdiri dari empat tahapan sebagai berikut:
  • Membuat peta konsekuensi. Tahap ini bertujuan untuk mendorong siswa mempertimbangkan seberapa jauh implikasi yang muncul dari permasalahan.
  • Menganalisis keputusan untung dan rugi. Tahap ini menekankan dua bentuk membuat keputusan yaitu secara normatif dan deskriptif.
  • Menganalisis tindakan manusia dengan menggunakan pemikiran teori tujuan, hal, dan kewajiban. Tahap ini merupakan salah satu cara untuk memecahkan kesulitan dalam merumuskan hipotesis yang mendasari rangkaian tindakan yang diterima dan mengujinya sebagaimana hipotesis keilmuan menggunakan pertanyaan terpusat. Tahap ini bertujuan untuk mencari permasalahan etika dalam pembelajaran sains yang menuntut guru untuk memperkenalkan ide-ide dan cara baru bagaimana siswa berpikir.
Penekanan mencari sumber-sumber belajar dari buku-buku terkait dengan topik, koran, media massa, majalah, internet, narasumber yang berwenang, dan disertai aktivitas siswa dalam diskusi kelas untuk memutuskan isu-isu sains yang berbasis etika dan moral merupakan ciri khas dari model pembelajaran ini.

Demikianlah uraian mengenai pengertian dari Model Pembelajaran Sains Berbasis Etika, berikut prinsip-prinsip dan cirri-cirinya. Semoga dapat bermanfaat.

Advertisement

Terima kasih telah berkomentar dengan baik dan sopan.
EmoticonEmoticon