Metode Pembelajaran Diskusi
Pembelajaran Diskusi - Pada postingan kali ini, situs Dunia Pembelajaran akan mencoba mengulas mengenai suatu metode pembelajaran yang memungkinkan peserta didik atau siswa bisa aktif dan partisipatif yaitu metode diskusi atau panel atau debat. Apa itu metode diskusi? Mayoritas pendidik atau guru pasti sudah banyak tahu mengenai metode ini. Metode diskusi secara umum menunjukkan kegiatan belajar mengajar yang tidak berpusat pada guru dan peran guru dalam pembelajaran tidak eksplisit. Pencapaian kompetensi pada mata pelajaran teori sering menggunakan metode diskusi supaya peserta didik aktif dan memperoleh pengetahuan berdasarkan hasil temuannya sendiri. Salah satu metode diskusi yang memberi peluang untuk menciptakan suasana aktif dan menyenangkan antara lain Metode Pembelajaran Panel dan Debat.
Baca juga: Metode Dialog (Hiwar) dalam Islam
Baca juga: Metode Dialog (Hiwar) dalam Islam
Metode Pembelajaran Panel dan Debat
Panel, simposium, task force dan debat melibatkan sekelompok peserta didik untuk menjadi informan tentang topik khusus, dan peserta didik menyampaikan informasi tersebut secara interaktif dalam diskusi. Masing-masing kelompok memiliki karakteristik yang unik. Panel dan debat dirancang untuk membantu memahami sejumlah titik pandang yang berhubungan dengan topik atau isu-isu. Panel dilakukan dalam setting formal yang melibatkan empat sampai enam partisipan (panelis) dengan topik yang berbeda-beda di depan pendengar atau siswa. Masing-masing patisipan membuat pernyataan terbuka.
Baca juga: Metode Pembelajaran Kontruktivisme
Adapun simposium mirip dengan diskusi panel tetapi lebih banyak melibatkan penyajian informasi formal oleh masing-masing anggota panel. Task force serupa dengan panel, tetapi topik yang dibahas telah diteliti sebelum disajikan. Debat merupakan diskusi formal oleh dua tim pembicara yang berbeda pandangan. Panel dan debat diarahkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh kelas melalui sesi tanya jawab untuk melengkapi informasi yang belum dikuasainya.
Metode debat sangat potensial untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok, yang mengambil posisi pro dan kontra. Selanjutnya kelompok pro dan kontra melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Guru mengevaluasi setiap peserta didik tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif peserta didik terlibat dalam prosedur debat. Dalam pembelajaran dengan metode ini peserta didik juga belajar keterampilan sosial seperti peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau moderator. Guru berperan sebagai pemonitor proses belajar.
Baca juga: Metode Pembelajaran Simulasi
Baca juga: Metode Pembelajaran Kontruktivisme
Adapun simposium mirip dengan diskusi panel tetapi lebih banyak melibatkan penyajian informasi formal oleh masing-masing anggota panel. Task force serupa dengan panel, tetapi topik yang dibahas telah diteliti sebelum disajikan. Debat merupakan diskusi formal oleh dua tim pembicara yang berbeda pandangan. Panel dan debat diarahkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh kelas melalui sesi tanya jawab untuk melengkapi informasi yang belum dikuasainya.
Metode debat sangat potensial untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok, yang mengambil posisi pro dan kontra. Selanjutnya kelompok pro dan kontra melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Guru mengevaluasi setiap peserta didik tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif peserta didik terlibat dalam prosedur debat. Dalam pembelajaran dengan metode ini peserta didik juga belajar keterampilan sosial seperti peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau moderator. Guru berperan sebagai pemonitor proses belajar.
Baca juga: Metode Pembelajaran Simulasi
Langkah-langkah Metode Pembelajaran Panel dan Debat
- Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra
- Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok di atas
- Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara dan saat itu pula ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik bisa mengemukakan pendapatnya.
- Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya, guru menulis inti atau ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
- Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
- Guru mengajak peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai berdasarkan data yang tercatat di papan tulis.
Debat sering digunakan untuk mendalami masalah sosial, politik, hukum, dan agama. Masalah yang diangkat untuk debat sebaiknya dipilih masalah yang sedang aktual. Contoh materi pelajaran yang dapat menggunakan metode debat:
- Agama: Pro dan kontra kawin siri, poligami, perceraian, nikah usia dini, dsb
- Kebijakan: Pro dan kontra kebijakan bill out Bank Century, Badan Hukum Pendidikan, Sekolah Bertaraf Internasional, dsb.
- Sosiologi: Pro dan kontra masalah tenaga kerja, pembangunan pemukiman, bantuan rakyat miskin, dsb
Demikianlah uraian mengenai metode pembelajaran diskusi. Semoga dapat bermanfaat dan bisa dipahami serta bisa diimplementasikan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sehingga suasana atau iklim kelas menjadi hidup dan efektif.
Terima kasih telah berkomentar dengan baik dan sopan.
EmoticonEmoticon