Metode Teladan (Uswah Hasanah) dalam Islam
Metode Teladan (Uswah Hasanah) dalam Islam - Ada manusia yang terpengaruh oleh metode teladan, ada yang cocok dengan percakapan, ada yang lebih bermanfaat baginya metode kisah, dan seterusnya. Menurut Al-Ajami (2006: 131) beberapa aspek penting pendidikan dalam teladan adalah:
- Manusia saling memengaruhi satu sama lain melalui ucapan, perbuatan, pemikiran, dan keyakinan;
- Perbuatan lebih besar pengaruhnya dibanding ucapan;
- Metode teladan tidak membutuhkan penjelasan.
Umar bin Utbah berkata kepada guru anaknya: “Hal pertama yang harus Anda lakukan dalam mendidik anakku adalah memperbaiki dirimu sendiri, karena matanya melihatmu. Kebaikan baginya adalah apa yang kau lakukan, dan keburukan adalah apa yang kau tinggalkan.” (Al-Ajami, 2006: 132)
Dikatakan, carilah guru yang baik agamanya untuk mengajar anakmu, karena agama anak tergantung pada agama gurunya. Rasul adalah teladan utama bagi muslimin, QS Al-Ahzab: 21. Ia teladan dalam keberanian, konsisten dalam kebenaran, pemaaf, rendah hati dalam pergaulan dengan tetangga, pada sahabat, dan keluarganya. Pendidik harus meneladani Rasul dan para sahabat.
Baca juga: Metode Kisah dalam Islam
Baca juga: Metode Kisah dalam Islam
Perbuatan satu orang di hadapan seribu orang lebih baik dibanding perkataan seribu orang di hadapan satu orang (Fi'lu rajulin fî alfi rajulin khairun min qauli alfi rajulin fi rajulin). Betapa kita membutuhkan pendidik yang saleh dalam akhlak, perbuatan, dan sifat, yang bisa dilihat oleh muridnya sebagai contoh. Al- Ajami menulis (2006: 133) bahwa, para murid bisa lupa perkataan pendidik, tapi mereka tidak akan pernah melupakan sikap dan perbuatannya.
Al-Quran mencela orang-orang yang mengatakan apa yang tidak mereka kerjakan, Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? QS Ash-Shaf: 2. Jangan melarang sesuatu sedangkan engkau melakukannya, aib besar jika engkau melakukannya (La tanha 'an khuluqin wa ta'tiya mitslahu 'Arun 'alaika idza fa'alta 'adzîmu)—lihat juga dalam QS Maryam: 28.
Definisi Metode Teladan
Metode keteladanan berarti memberikan contoh yang baik (uswah hasanah) dalam setiap ucapan dan perbuatan kepada anak didik. Sifat dan sikap yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. sepanjang hidupnya merupakan contoh yang baik untuk konteks ini. Cukup beralasan, karena beliau adalah cermin kandungan Al-Quran secara utuh. Allah berfirman dalam QS Al-Ahzab: 21:
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan hari akhir, dan dia banyak mengingat Allah.”
Baca juga: Metode Pendidikan dalam Perspektif Islam
Dalam diri Nabi Muhammad, seolah-olah Allah ingin menunjukkan suatu petunjuk tentang metode pendidikan Islam. Muhammad merupakan teladan terbesar bagi segenap umat manusia. Muhammad adalah seorang pendidik, pejuang dan seorang yang memb erikan bimbingan dan petunjuk kepada umat manusia dengan berbagai Sunahnya. Dalam ayat lain, disebutkan:
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang bersama dia...,” (QS Al- Mumtahanah: 4).
Ibnu Jarir menafsirkan kata “uswah” dengan “qudwah”, yaitu ikutan atau teladan yang baik pada diri Nabi Ibrahim a.s. dan orang-orang yang bersamanya, (Jilid 10: 41). Allah menjadikan keteladanan pada setiap para rasul yang diutus-Nya tidak hanya sekadar untuk dikagumi, tapi untuk diikuti dalam praktik kehidupan sehari-hari. Terutama dalam menanamkan pendidikan Islam, seperti pembinaan akhlak dan nilai-nilai yang luhur kepada anak didik.
Kepribadian guru akan memengaruhi respon siswa saat pembelajaran. Kompetensi profesional dan pedagogis tidak akan efektif jika kepribadian guru tidak matang. Siswa akan apatis, meskipun yang disampaikannya benar. Maka, selain harus selalu belajar, guru juga harus melatih jiwanya agar kepribadiannya matang. Membaca Al-Quran, zikir, dan tadabur alam, merupakan metode pendidikan hati agar hati bersih, sehingga yang bersangkutan berkepribadian mantap.
Demikianlah ulasan mengenai metode teladan dalam Islam, mudah-mudahan bisa menambah wawasan keilmuan teman-teman dunia pembelajaran dalam memahami metode-metode pembelajaran dalam Islam dan semoga bermanfaat.
Kepribadian guru akan memengaruhi respon siswa saat pembelajaran. Kompetensi profesional dan pedagogis tidak akan efektif jika kepribadian guru tidak matang. Siswa akan apatis, meskipun yang disampaikannya benar. Maka, selain harus selalu belajar, guru juga harus melatih jiwanya agar kepribadiannya matang. Membaca Al-Quran, zikir, dan tadabur alam, merupakan metode pendidikan hati agar hati bersih, sehingga yang bersangkutan berkepribadian mantap.
Demikianlah ulasan mengenai metode teladan dalam Islam, mudah-mudahan bisa menambah wawasan keilmuan teman-teman dunia pembelajaran dalam memahami metode-metode pembelajaran dalam Islam dan semoga bermanfaat.
Terima kasih telah berkomentar dengan baik dan sopan.
EmoticonEmoticon