-->
loading...

Saturday, November 8, 2014

Model Pembentukan Konsep (Concept Attainment Model)

Model Pembentukan Konsep (Concept Attainment Model) – Sebagaimana dalam postingan tentang rumpun model pembelajaran menurut Marsha Weil dan Bruce Joyce. Dimana model pembelajaran menurut  Marsha Weil dan Bruce Joyce diidentifikasi dan dibagi ke dalam empat yakni (a) model pengolahan informasi, (b) model personal, (c) model interaksi sosial, dan (d) model behavior. Untuk lebih jelas mengenai hal ini, teman-teman bisa baca posringan tentang Rumpun Model Pembelajaran Menurut Marsha Weil dan Bruce Joyce.

Adapun untuk model pengolahan informasi, menurut Marsha Weil dan Bruce Joyce di dalamnya termasuk model-model seperti: Pernbentukan Konsep (Concept attainment), Mengajar Induktif (inductive model), Latihan Inkuiri (Inquiry Training model), Inkuiri dalam Biologi (Biological Organize Model), Ceramah berkadar tinggi (Advance Organize Model), dan model Developmental (Developmental Model).

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini Blog Pembelajaran akan share mengenai salah satu dari model pengolahan informasi tersebut yaitu model pembentukan konsep (Concept Attainment Model). Uraiannya sebagai berikut:

Pembentukan Konsep (Concept Attainment Model)

Jerome Bruner, Jacqueline Goodnow dan George Austin sebagai tokoh-tokoh utama dari Model Pernbentukan Konsep ini bertolak dari asumsi bahwa manusia dapat membeda-bedakan obyek-obyek dalam lingkunganya dengan melihat kesamaan unsur-unsur dan hubungan antara satu dengan yang lain. Manusia mengkategorikan obyek atau kejadian-kejadian atau situasi dan memberinya label seperti: kursi, kuda, melati, dan sebagainya. Kursi, kuda dan melati adalah konsep yang biasa pula disebut kata-kata. Konsep sesungguhnya adaIah obyek-obyek, lambang, atau kejadian-kejadian khusus yang dapat dikelompokkan atas dasar ciri-ciri yang membedakannya.

Pada hakekatnya  konsep  memiliki  nama  (etiket  yang  diberikan  kepada  suatu  kategori), ciri-ciri yang esensial dan yang tak esensial serta contoh-contoh yang positif dan yang negatif. Pembentukan konsep pada manusia perlu karena:
  • Dapat mengurangi kompleksitas lingkungan, artinya dengan kategorisasi kita tidak perlu merespon obyek secara menyeluruh,
  • Mengajak kita berpikir dan belajar secara sistematis sebab konsep-konsep yang tinggi dapat dipelajari melalui konsep-konsep rendah,
  • Memungkinkan penemuan-penemuan baru di bidang ilmu dan teknologi sebab pengkategorian mengandung pikiran dan pengalaman individual di samping mengandung arti umum.
Bruner dkk, mernbedakan dua strategi besar dalam. proses pembentukan konsep-konsep yaitu:
  • Seleksi: apabila diberikan seperangkat contoh-contoh tanpa keterangan dan tanpa atribut-atribut. Siswa menentukan sendiri ciri-ciri esensi dan ciri-dri tak esensi sekaligus siswa dapat mengontrol hipotesis dan mengujinya
  • Resepsi: apabila diberikan seperangkat contoh-contoh dengan keterangan "Ya", atau "tidak' dalam suatu urutan yang teratur termasuk contoh-contoh konsep, dan bukan konsep. Dalam hal ini ada kebebasan pemilihan hipotesis.

Penggunaan Model Pembentukan Konsep

Gambaran penggunaan model ini adalah sebagai berikut:
(1) Sintaks
  • Fase I: Permainan pembentukan konsep-konsep dengan data-data,  berupa contoh positif dan negatif. Siswa memikirkan konsepnya, dengan membandingkan atau mempertentangkan hipotesis-hipotesis. Contoh- contoh disajikan sampai konsep dapat diidentifikasikan.
  • Fase II: Analisis strategi. Siswa menganalisis strategi mereka bagi pembentukan
    konsep yang terdapat dalam fase pertama.
  • Fase III: Analisis konsep dari data-data yang tak terorganisasikan. Siswa memberi atribut pada konsep-konsep yang telah diidentifikasikan, kemudian melakukan analisis proses.
  • Fase IV: Praktek pembentukan konsep. Pernbentukan mengajarkan dan mempertahankan konsep-konsep analisis proses.
(2) Prinsip Reaksi
Pada fase II didiskusikan strategi pembentukan konsep. Guru harus memperhatikan apakah siswa telah memahami tugas-tugas mereka pada fase 1.
(3) Sistem Sosial
Guru mengontrol kegiatan-kegiatan dan mengembangkan dialog-dialog bebas pada setiap fase.
(4) Sistem Pendukung
Adanya data-data yang dapat dilabel sebagai contoh-contoh. Atau agar siswa menjadi sophisticated, maka mereka harus dapat membagi/mengelompokkan unit- unit data (terutama dalam analisis dokumen). Strategi pembelajaran pembentukan konsep mempunyai instructional dan nurturant effects seperti terlihat dalam diagram berikut ini:
----------  Nurtures
_______ Instructs
Demikianlah uraian mengenai model pembelajaran pembentukan konsep, berikut sedikit gambaran dalam penggunaannya. Semoga dapat membantu dan dapat bermanfaat.

Advertisement

Terima kasih telah berkomentar dengan baik dan sopan.
EmoticonEmoticon