-->
loading...

Saturday, December 27, 2014

Metode Dialog (Hiwar) dalam Islam

Metode Dialog (Hiwar) dalam Islam - Hiwar adalah dialog antara satu orang dengan yang lainnya.  Hiwar dalam Al- Quran adalah segala bentuk dialog yang disajikan dalam Al-Quran, baik dialog Allah dengan para malaikat, dengan para rasul, dengan makhluk lainnya, maupun dialog antara manusia dengan sesamanya.

Pengertian Metode Dialog Menurut Ahli

Metode Dialog (Hiwar) dalam IslamMenurut Al-Nahlawi (2001: 206), dialog adalah percakapan dua orang atau lebih, melalui tanya jawab, mengenai satu tema atau tujuan. Mereka berdiskusi tentang permasalahan tertentu, kadang diperoleh hasil, kadang satu sama lain tidak puas. Namun pendengar tetap mendapatkan pelajaran.

Dalam Al-Quran hanya terdapat tiga ayat saja yang secara langsung menggunakan kata musyawarah dan kata jadiannya. Dua ayat terdapat pada QS Al-Kahfi, yang berisi dialog antara pemilik kebun yang kaya raya dengan seorang sahabatnya yang miskin. Ayat ketiga terdapat dalam QS Al-Mujadalah ayat 1, yaitu tentang peristiwa seorang wanita yang datang kepada Rasulullah untuk mengadukan keadaan suaminya. Dalam QS Al-Kahfi: 37 disebutkan:
“Kawannya yang mukmin berkata kepadanya ketika dia bercakap-cakap dengannya, ”apakah kamu kafir kepada Tuhan yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, kemudian dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna.”
Dalam menafsirkan ayat ini Ath-Thabari berkata, ayat ini menjelaskan tentang pemberian nasihat seorang yang mempunyai sedikit harta dan anak kepada temannya yang mempunyai dua kebun agar tidak kufur kepada Allah, dengan cara berbicara dan berdialog langsung kepadanya, (Jilid 7: 162).

Secara terminologis, hiwar dalam Al-Quran dapat diartikan sebagai dialog, yakni suatu percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih yang dilakukan melalui tanya jawab. Di dalamnya terdapat kesatuan topik pembicaraan dan tujuan yang hendak dicapai dalam pembicaraan itu. Metode hiwar merupakan cara penyampaian nilai-nilai pendidikan yang digunakan di dalam Al-Quran.

Kelebihan Metode Dialog atau Hiwar

Metode ini memiliki kelebihan dibanding dari metode lainnya. Kelebihannya adalah pesan disampaikan secara langsung. Bagaimana respon yang bersangkutan dapat diketahui. Karena itu, si pemberi pesan dapat menanyakan dan atau memberi penjelasan yang lebih masuk akal dan lebih sesuai dengan hati lawan bicaranya. (Perlu diketahui bahwa metode ini sering digunakan oleh Rasulullah Saw. dalam menyampaikan ajaran Islam)

Metode ini melibatkan murid dalam pengajaran. Guru yang menjalankan metode ini bisa mengaktifkan akal, menguatkan mereka dalam persiapan menerima pengetahuan baru, dan menumbuhkan kecintaan pada kebenaran (Al-Ajami, 2006: 143). Metode ini juga meningkatkan hubungan antara orang tua dan anak, guru dan murid, melatih siswa mengungkapkan pikirannya, bahasa percakapan menunjukkan hubungan manusia dengan yang lainnya, dan menjauhkan para pelajar dari taklid buta dan pembangkangan.

Contoh Metode Hiwar dalam al-Quran

Berikut ini adalah beberapa contoh hiwar Al-Quran:
  • Hiwar Allah dengan para malaikat dalam penciptaan Adam. QS al-Baqarah: 30, Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
  • Hiwar Allah dengan para rasul. Hiwar dengan Musa. Allah berfirman, Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang Telah kami tentukan dan Tuhan Telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa:
"Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar Aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi Lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, Aku bertaubat kepada Engkau dan Aku orang yang pertama-tama beriman," QS Al- A‟raf 143. (Lihat pula QS Tha Ha: 18-20 dan Al-Maidah: 117)
  • Hiwar Musa dengan Khidir (QS Al-Kahfi).
  • Hiwar para penghuni surga.
  • Hiwar para nabi dengan kaum mereka. Nuh, Syuaib, dan Ibrahim.
  • Hiwar Allah dengan manusia di akhirat. Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah:
"Bukankah (kebangkitan Ini benar?" mereka menjawab: "Sungguh benar, demi Tuhan kami". Berfirman Allah: "Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari(nya)," QS Al-An‟am: 30. Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?" Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, Maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung," QS Al-Mukminun: 112-113.

Implementasi Metode Dialog atau Hiwar

Pembelajaran efektif terjadi saat ada interaksi antara guru dan siswa. Guru bertanya, murid menjawab; atau sebaliknya. Maka, guru dapat menilai pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkannya. Dalam menyampaikan metode diskusi guru bisa melakukan langkah-langkah berikut ini (Syarhan, 2003: 93):
  • Mengumumkan kepada siswa bahwa akan diadakan metode diskusi;
  • Menegaskan kebebasan berpendapat dan berfikir seputar tema pembahasan;
  • Menetapkan waktu setiap sesi diskusi, dan menjelaskan materi pelajaran untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kesulitan siswa terhadap materi;
  • Mengatur meja di kelas dan membagi murid-murid dalam kelompok dengan baik, sehingga siswa duduk untuk mengikuti diskusi. Jumlah per kelompok sekitar 5-7 siswa.
  • Memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk berdiskusi dengan baik.
Guru dapat meyiapkan pertanyaan-pertanyaan sebelum pembelajaran dimulai, dari yang mudah hingga yang sulit. Guru tidak boleh menyalahkan jawaban siswa, namun menghargainya dengan ucapan yang baik: “Pendapat yang bagus, tapi ada jawaban yang lebih tepat dari ini.” Guru juga tidak boleh emosi saat para murid bertanya atau berbeda pendapat dengannya. Guru harus bisa tetap tenang, dan menjawab sesuai pengetahuannya; ia harus jujur jika belum mengetahui jawabannya. Ini akan berdampak lebih positif bagi siswa, karena ia menunjukkan bahwa guru bukan orang tahu segalanya. Guru professional bukan berarti bahwa guru bisa menjawab setiap pertanyaan para siswa. Bisa jadi siswa saat ini lebih banyak menerima informasi dibanding gurunya. Sekian dan semoga dapat bermanfaat.

Advertisement

Terima kasih telah berkomentar dengan baik dan sopan.
EmoticonEmoticon