-->
loading...

Saturday, September 27, 2014

Kelemahan Pembelajaran Kooperatif dan Solusinya

Kelemahan Pembelajaran Kooperatif dan Solusinya - Pada postingan kali ini, situs Dunia Pembelajaran akan share mengenai kelemahan pembelajaran kooperatif berikut beberapa solusi yang harus dilakukan untuk menutupi kelemahan pembelajaran ini. Dikatakan bahwa setiap segala sesuatu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan model pembelajaran, terikat dengan kelebihan dan kekurangan tersebut. Maka pada postingan kali ini, situs Dunia Pembelajaran akan share mengenai Kelemahan-kelemahan model pembelajaran kooperatif. Berikut ulasannya:

Baca juga: Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut.
  • guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di samping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu;
  • agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai;
  • selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan
  • saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

Slavin (Miftahul, 2011: 68) mengidentifikasi tiga kendala utama atau apa yang disebutnya pitfalls (lubang-lubang perangkap) terkait dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

pitfalls (lubang-lubang perangkap) terkait dalam pembelajaran kooperatif
Baca juga: Aspek-aspek Pembelajaran Kooperatif
  • Free Rider
Jika tidak dirancang dengan baik, pembelajaran kooperatif justru berdampak pada munculnya free rider atau “pengendara bebas”. Yang dimaksud free rider disini adalah beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab secara personal pada tugas kelompoknya mereka hanya “mengekor” saja apa yang dilakukan oleh teman-teman satu kelompoknya yang lain. Free rider ini sering kali muncul ketika kelompok-kelompok kooperatif ditugaskan untuk menangani atu lembar kerja, satu proyek, atau satu laporan tertentu. Untuk tugas-tugas seperti ini, sering kali ada satu atau beberapa anggota yang mengerjakan hampir semua pekerjaan kelompoknya, sementara sebagian anggota yang lain justru “bebas berkendara”, berkeliaran kemana-mana.
  • Diffusion of responsibility
Yang dimaksud dengan diffusion of responsibility (penyebaran tanggung jawab) ini adalah suatu kondisi di mana beberapa anggota yang dianggap tidak mampu cenderung diabaikan oleh anggota-anggota lain yang “lebih mampu”. Misalnya, jika siswa ditugaskan untuk mengerjakan tugas IPA, beberapa anggota yang dipersepsikan tidak mampu menghafal atau memahami materi tersebut dengan baik sering kali tidak dihiraukan oleh teman-temannya yang lain. Siswa yang memiliki skill IPA yang baik pun terkadang malas mengajarkan keterampilannya pada teman-temannya yang kurang mahir di bidang IPA. Hal ini hanya membuang-buang waktu dan energi saja.
  • Learning a Part of Task Specialization
Beberapa model pembelajaran tertentu, seperti Jigsaw, Group Investigation, dan metode-metode lain yang terkait, setiap kelompok ditugaskan untuk mempelajari atau mengerjakan bagian materi yang berbeda antarsatu  sama  lain.  Pembagian  semacam  ini  sering  kali  membuat  siswa hanya fokus pada bagian materi lain yanng dikerjakan oleh kelompok lain hampir tidak dihiraukan sama sekali, padahal semua materi tersebut saling berkaitan satu sama lain.

Solusi Mengatasai Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Slavin (Miftahul, 2011: 69) mengemukakan bahwa ketiga kendala ini bisa diatasi jika guru mampu melakukan beberapa faktor sebagai berikut: 1) mengenakan sedikit banyak karakteristik dan level kemampuan siswanya, 2) selalu menyediakan waktu khusus untuk mengetahui kemajuan setiap siswanya dengan mengevaluasi mereka secara individual setelah bekerja kelompok, dan yang paling penting 3) mengintegrasikan metode yang satu dengan metode yang lain.

Demikianlah uraian mengenai kelemahan-kelemahan pembelajaran kooperatif. Semoga dapat bermanfaat dan bisa diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar.

Advertisement

Terima kasih telah berkomentar dengan baik dan sopan.
EmoticonEmoticon